Nisa Armila Gunawan (19310410076)
Psikologi Kepribadian II
Dosen Pengampu : Fx Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA.
Manusia diprediksikan berdasarkan ciri dan karakternya. Keberadaan sifat-sifat manusia, menjadi objek kajian dari Raymond Bernard Cattel. Hal yang paling menarik dalam penelitian Cattell adalah kepribadian individu dapat memproyeksikan perilaku yang akan terjadi, pada suatu situasi tertentu. Dalam hal ini, temuan teori Cattell, berfokus pada analisa faktor kepribadian. Dimana, aspek kepribadian diidentifikasi sebagai struktur sifat-sifat (traits) secara utuh, sekaligus terdiferensiasi yang motivasinya bergantung pada salah satu gugus sifat, dinamakan sebagai sifat dinamik (dynamic traits). Dengan demikian, Cattell, mengklasifikasi traits, berdasarkan kepemilikan menjadi :
1. Common traits, yang dinyatakan sebagai sifat-sifat umum serta dimiliki oleh semua individu.
2. Unique traits, merupakan sifat-sifat pembeda individu yang menjadikan seseorang unik dan berbeda.
Selain itu, pembagian klasifikasi traits Cattell, juga menyangkut tentang karakteristik atas kedalaman sifat, diantaranya;
1. Surface traits, yang merupakan karakter kepribadian yang muncul dan terdiri atas berbagai elemen penyusun secara konstan.
2. Source traits, adalah bagian satuan dari traits yang mempengaruhi perilaku.
Disisi lain, Cattell masih melakukan pembagian sifat, melalui kategori modalitas ekspresi, dengan temuan;
1. Ability traits,merupakan sifat yang menunjukkan kemampuan seseorang bekerja untuk tujuan tertentu.
2. Temprament traits, adalah bentuk dari sifat yang memberitahukan gambaran kondisi emosi seseorang.
3. Dinamyc traits yang menjadi sifat untuk mengendalikan tingkah laku individu, termasuk pengendalian atas emosi, keinginan serta ketertarikan.
Kepribadian individu tidak terjadi dengan sendirinya, terdapat dinamika dalam perkembangannya. Keterkaitan karakter dan sifat dalam kepribadian, dinyatakan dalam runutan :
1. Erg, adalah motivasi dasar bawaan yang mendorong seseorang mencapai tujuan.
2. Sentimen, yakni perubahan atas terbentuknya pola terstruktur dari sikap yang memperoleh energi dari erg yang didapat melalui pembelajaran.
3. Attitude, konsep tingkah laku spesifik terhadap situasi tertentu.
Pada kriteria sentimen, adalah sifat sumber dinamik yang terkait dengan lingkungan. Sehingga, sentimen adalah pengembangan erg sebagai bentuk pengaruh atas faktor pengalaman dan sosio kultural. Menurut Cattell, sentimen terorganisasi pada sekitar objek-objek budaya, seperti pranata sosial atau tokoh tertentu. Bentuk sentimen adalah pernyataan tentang diri, sebagai bentuk sentimen diri. Dapat mewujud sebagai sentimen superego dan sentimen diri. Sesuai Cattell, maka sentimen diri memainkan peranan menentukan dalam rangka integrasi kepribadian, dengan saling menghubungkan pengungkapan dari berbagai erg dan sentimen.
Solusi teoritis Cattell dilakukan dengan membagi situasi, menjadi dua komponen :
1. Stimulasi pokok, (focal stimulus), yakni aspek situasi yang direspon secara langsung oleh orang yang bersangkutan.
2. Kondisi-kondisi latar belakang (background conditions), yang menetukan keadaan organisme pada saat sedang berlangsung. Kondisi latar belakang ini memainkan peranan formal modulator-modulator,yang untuk sementara waktu mengubah makna psikologis sesuai secara sistematis, sehingga respon individu bisa berubah.
Selaras dengan tumbuh kembang manusia, maka sikap dalam kepribadian itu mengalami perubahan. Pembagian babak perubahan dalam setiap periode tersebut dinyatakan sebagai berikut :
1. Bayi (infancy, 0-6 tahun)terjadi secara alami, dan dipengaruhi oleh pengalaman konsumsi.
2. Anak (childhood, 6-12 tahun) periode konsolidasi, disebabkan problem psikologis yang minimal.
3. Adolesen (adolenscence, 14-23 tahun) masa-masa yang terbilang menyulitkan dan penuh dengan penekanan.
4. Kemasakan (maturity, 23-50 tahun) dicirikan dengan kesibukan, kebahagian, dan produktivitas.
5. Usia pertengahan (middle age, 50-60/70 tahun)menyesuaikan diri, respon terhadap adaptasi fisik, sosial, dan psikologikal.
6. Tua (senility, 60/70-mati) fase final, berkenaan dengan upaya dalam menyesuaikan diri atas kehilangan - kematian dalam kesepian yang mendalam.
Disamping itu, Cattell juga memberikan penekanan pada persoalan kecemasan, yang menurut Cattell, dapat mempengaruhi fungsi fisik dan mental, sehingga berdampak pada perkembangan kepribadian. Lebih jauh lagi, Cattell mengatakan peran penting pendidikan bagi pembentukan kepribadian. Maka Cattel membagi metode pembelajaran menjadi :
1. Classical conditioning, yang melakukan asosiasi sederhana dari kognisi yang simultan.
2. Instrumental conditioning, berasosiasi dengan tindakan untuk tujuan tertentu.
3. Integral learning utnuk melakukan upaya pemaksimalan kepuasan jangka panjang dengan memilih bentuk perilaku tertentu.
Referensi :
Alwisol (2009). Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi. Malang : UMM Press
Yudhi Heryanto (2018). Memahami "Cattel- Trait Theory". Kompasiana : https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/yudhihertanto/5b0f8ee8bde57509711bb242/memahami-cattell-traits-theory (diakses pada 19 Oktober)
Komentar
Posting Komentar