Nisa Armila Gunawan (19310410076)
Psikologi Kepribadian II
Dosen Pengampu : Fx Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA.
Hans Eysenck adalah seorang psikolog terkenal yang memakai pendekatan behaviorisme dalam melihat kepribadian manusia. Teori Eysenck sebagian besar didasarkan pada fisiologi dan genetika. Meskipun dia seorang behavioris, namun Eysenck melihat perbedaan kepribadian lebih disebabkan oleh faktor keturunan atau genetika. Menurutnya kepribadian adalah keseluruhan pola tingkah laku aktual maupun potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan lingkungan. Pola tingkah laku tersebut berasal dan dikembangkan melalui interkasi fungsional dari empat sektor utama yang mengorganisir tingkah laku. Empat sektor tersebut adalah :
1. Sektor kognitif (intelligence)
2. Sektor konatif (character)
3. Sektor afektif (temperament)
4. Sektor somatik (constitution)
Hirarki Faktor-Faktor Kepribadian
1. Hirarki tertinggi: Tipe, yaitu organisasi di dalam individu yang lebih umum, yang lebih mencakup lagi (kumpulan dari trait).
2. Hirarki kedua: Trait, yaitu sementara habitual response yang paiıng berhubungan satu sama lain yang cenderung ada pada individu tertentu.
3. Hirarki ketiga: Habitual Response, mampunyai corak yang lebih umum dari spesific response, yaitu respon-respon yang berulang-ulang terjadi jika individu menghadapi kondisi atau situasi yang sejenis
4. Hirarki terendah: Spesific Response, yaitu tindakan atau respon yang terjadi pada suatukeadaan atau kejadian tertentu, jadi khusus sekali.
Dimensi Kepribadian
Eysenck menemukan tiga dimensi tipe, yaitu ekstraversi (E) Neurotisisme (N) Psikotisme (P).
1. Ekstraversi
Eysenck menyatakan bahwa istilah ekstraversi dan ntroversi adalah masalah keseimbangan antara "kesabaran" dan "semangat" yang terdapat dalam otak.
Menurut Eysenck orang dengan tipe kepribadian ekatrovert memiliki kendali diri yang kuat Ketika menghadapi rangsangan traumatik seperti kecelakaan, esktrovert akan bisa menahan diri.
2. Neourotisisme
Neuroticism adalah istilah yang diberikan olek Eysenck untuk dimensi yang mancakup mulai dari orang-orang mormal, ramah dan biasa-biasa saja sampai orang yang agak gugup. Penelitiannya menunjukkan bahwa orang gugup lebih cenderung mengalami gangguan kegugupan, yang biasa kita sebut sebagaineurosis. Namun, Eysenck menganggap bahwa individu
dengan sekor nurosismenya yang tinggi belum tentu nurotik.
3. Psikotisme
Orang yang skor psikotisisme-nya tinggi memiliki trait agresif, dingin, egosentrik, tidak pribadi, impulsif, antisosial, tak empatik, kreatif, keras hati. Sebaliknya orang yang skor psikotisismenya rendah memiliki trait merawat baik hati, hangat penuh perhatian, akrab, tenang, sangat sosial, empati, kooperatif, dan sabar.
Secara keseluruhan tiga dimensi kepribadian itu 75% bersifat herediter, dan hanya 25% yang menjadi fungsi lingkungan.
Referensi :
Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press
Bueree, C. George. (2007). Personality Theoris (Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikologi Dunia). Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Suryabrata. (2003). Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT. Raja Grafido Persada
Komentar
Posting Komentar