Langsung ke konten utama

PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS SEDARI KECIL DENGAN BELAJAR MENGAJI

  Pembentukan Karakter Religius Sedari Kecil Dengan Belajar Mengaji


Nisa Armila Gunawan

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


        Sebelum kita membahas karakter religius, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu pembentukan karakter. Pembentukan karakter dalam hal ini sangat erat kaitannya dengan pendidikan karakter, definisi pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya (Darma Kusuma dalam Yuyun, 2014). 

        Sedangkan Gunawan dalam (Ahsanulkhaq, 2019) menyebutkan bahwa karakter religius adalah  sebagai nilai karakter yang kaitannya dalam hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, meliputi pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan atau ajaran agamanya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembentukan karakter religius merupakan hasil usaha dalam mendidik dan melatih terhadap berbagai potensi rohaniah yang terdapat dalam diri anak.

        Apakah penting, pembentukan karakter religius sedari kecil bagi anak? Jawabannya ya sangat penting. Karena pembentukan karakter  sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Karakter juga erat kaitannya dengan pembentukan kepribadian anak. Bukan hanya karakter religius saja yang harus dibentuk sejak dini, namun ada karakter-karakter lain yang harus dibentuk.  Empat karakter dalam pendidikan karakter meliputi karakter: religius, jujur, toleransi, dan disiplin (Cahyaningrum, dkk 2017).

        Contoh pembentukan karakter religius sedari kecil seperti kegiatan mengaji. Kegiatan mengaji di Mushola ini dilakukan setiap malam, dimulai dari sesudah Magrib hingga waktu Isya kecuali hari Minggu. Karena pada hari Minggu, Mushola digunakan untuk kegiatan pengajian ibu-ibu. Anak-anak yang mengikuti mengaji di Mushola inipun adalah anak-anak yang rumahnya dekat dengan Mushola, sehingga jumlahnya tidak terlalu banyak. Kegiatan mengaji di Mushola ini sudah dilakukan sedari lama, ketika penulis masih kecilpun kegiatan mengaji di Mushola tersebut sudah ada. 

 

REFERENSI:

Ahsanulkhaq, Moh. (2019). Jurnal Prakarsa Paedagogia : Membentuk Karakter Religius Peserta Didik Melalui Metode Pembiasaan. Vol. 02, No. 01.

Cahyaningrum, dkk. (2017). Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan dan Keteladanan. Volume 6, Edisi 2 : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta 

Yunarti, Yuyun. (2014). Jurnal Tarbawiyah : Pendidikan Kearah Pembentukan Karakter. Volume 11, Nomor 2 : Dosen STAIN Jurai Siwo Metro.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI KEPRIBADIAN RAIMOND B. CATTEL

Nisa Armila Gunawan (19310410076) Psikologi Kepribadian II  Dosen Pengampu : Fx Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA. Manusia diprediksikan berdasarkan ciri dan karakternya. Keberadaan sifat-sifat manusia, menjadi objek kajian dari Raymond Bernard Cattel. Hal yang paling menarik dalam penelitian Cattell adalah kepribadian individu dapat memproyeksikan perilaku yang akan terjadi, pada suatu situasi tertentu. Dalam hal ini, temuan teori Cattell, berfokus pada analisa faktor kepribadian. Dimana, aspek kepribadian diidentifikasi sebagai struktur sifat-sifat (traits) secara utuh, sekaligus terdiferensiasi yang motivasinya bergantung pada salah satu gugus sifat, dinamakan sebagai sifat dinamik (dynamic traits). Dengan demikian, Cattell, mengklasifikasi traits, berdasarkan kepemilikan menjadi : 1. Common traits, yang dinyatakan sebagai sifat-sifat umum serta dimiliki oleh semua individu. 2. Unique traits, merupakan sifat-sifat pembeda individu yang menjadikan seseorang unik dan berbeda. Selain itu, p

TEORI KEPRIBADIAN NEAL E. MILLER DAN JOHN DOLLARD

Nisa Armila Gunawan (19310410076) Psikologi Kepribadian II  Dosen Pengampu : Fx Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA. Dollard dan Miller bekerja sama di Institute of Human Relatiens - Universitas Yale, mengembangkan pendekatan interdisiplin tiga bidang ilmu; teori belajar, psikoanalytic, dan anthropologi sosial. Teori mereka banyak dipengaruhi oleh Teori Hull~Spence, yang terutama menangani peran motivasi salam tingkah laku dan Bagaimana motivasi belajar dapat diperoleh. Mereka berusaha menjelaskan konsep-konsep penting dari psikoanalytic seperti kecemasan-konflik represi, menggunakan prinsip-prinsip psikologi belajar dan kondisi sosial dari belajar.  Menurut Dollar dan Miller, bentuk sederhana dari teori belajar adalah mempelajari keadaan dimana terjadi hubungan antara respon dengan cue-stimulusnya." Bahasan mengenai prinsip-prinsip asosiasi, ganjaran atau reinforcement menjadi sangat penting STRUKTUR KEPRIBADIAN  Habit atau kebiasaan adalah satu-satunya elemen dalam Teori Dollar dan M

TEORI KEPRIBADIAN GEORGE KELLY

Nisa Armila Gunawan (19310410076) Psikologi Kepribadian II  Dosen Pengampu : Fx Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA. Teori kognitif yang dikembangkan oleh George A. Kelly dimana hal ini membahas tiga teori yang pada dasarnya dikembangakan dengan tidak melakukan kontak dengan klien dalam terapi. Kelly bermaksud memahami individu secara utuh yaitu dengan menekankan pada cara-cara dalam mengkonstruksi yaitu mempersepsi, menafsirkan, mengontrol, dan meramalkan peristiwa di sekitar dunia mereka. Konstruksi adalah konsep yang digunakan untuk menginterpretasikan atau menerjemahkan dunia. Sebelas tipe struktur kepribadian menurut Kelly yang disebut Corollary : 1. Contruction Corollary: individu mengantisipasi peristiwa di masa depan dengan berdasarkan interpretasi terhadap tema pengalaman yang berulang. 2. Individuality Corollary: perbedaan individu membuat manusia berbeda-beda dalam membuat konstruk atas suatu peristiwa (tergantung interpretasi masing-masing). 3. Organization Corolarry: Individu men