Langsung ke konten utama

Postingan

5 MASALAH DASAR DALAM HIDUP YANG MENENTUKAN ORIENTASI NILAI BUDAYA MANUSIA

  5 MASALAH DASAR DALAM HIDUP YANG MENENTUKAN ORIENTASI NILAI BUDAYA MANUSIA Nisa Armila Gunawan (19310410076) Artikel ini dibuat untu k memenuhi Tugas Ilmu Budaya Dasar Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Dosen Pengampu Dr. Ar u ndati Shinta/Amin Nurohmah, S.Pd., M.Sc           Theodorson dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang menjadikan pedoman serta prinsipprinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku. Keterkaitan orang atau kelompok terhadap nilai menurut Theodorson relatif sangat kuat bahkan bersifat emosional. Oleh sebab itu, nilai dapat dilihat sebagai tujuan kehidupan itu sendiri. Sedangkan yang dimaksud nilai budaya menurut Koenjaraningrat (1986) adalah nilai budaya terdiri dari konsepsikonsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang mereka anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan dalam bertindak. Ol
Postingan terbaru

DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN PRANATA SOSIAL

DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN PRANATA SOSIAL Nisa Armila Gunawan (19310410076) Artikel ini dibuat untu k memenuhi Tugas Ilmu Budaya Dasar Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Dosen Pengampu Dr. Ar u ndati Shinta/Amin Nurohmah, S.Pd., M.Sc      Dalam ranah sosial, teknologi membawa perubahan cara berkomunikasi dalam masyarakat, organisasi/perusahaan hingga keluarga. Jika sebelumnya pentingnya berkomunikasi secara langsung selalu digunakan oleh masyarakat dalam menyampaikan informasi. Kini tanpa bertatap muka langsung, masyarakat bisa saling bertukar informasi. Teknologi informasi dan komunikasi saat in membawa perubahan yang berpengaruh terhadap pranata sosial. Horton dan Hunt (19 99 ) mendefinisikan pranata sosial sebagai lembaga sosial, yaitu sistem norma untuk mencapai tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting.           Sedangkan Koentjarningrat (19 90 ) menyatakan bahwa pranata sosial adalah sistem-sist

PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS SEDARI KECIL DENGAN BELAJAR MENGAJI

   Pembentukan Karakter Religius Sedari Kecil Dengan Belajar Mengaji Nisa Armila Gunawan Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta           Sebelum kita membahas karakter religius, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu pembentukan karakter. Pembentukan karakter dalam hal ini sangat erat kaitannya dengan pendidikan karakter, definisi pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya (Darma Kusuma dalam Yuyun, 2014).            Sedangkan Gunawan dalam (Ahsanulkhaq, 2019) menyebutkan bahwa karakter religius adalah  sebagai nilai karakter yang kaitannya dalam hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, meliputi pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan atau ajaran agamanya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembentukan karakter reli

PLOGGING: MENJAGA KEBUGARAN SAMBIL MEMBERSIHKAN LINGKUNGAN

   Plogging: Menjaga Kebugaran Sambil Membersihkan Lingkungan! Nisa Armila Gunawan Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta        Plogging merupakan tren terbaru dari Skandinavia yang menggabungkan olahraga dengan kepedulian terhadap lingkungan. Istilah "plogging" sendiri merupakan paduan bahasa Swedia untuk "mengambil" ("plocka upp") dan "jogging" (Kompasiana, 2018). Contoh sederhana dari plogging yaitu penggabungan antara kegiatan jogging (berlari santai) dengan kegiatan peduli lingkungan memungut sampah.           Liputan6.com pada tahun 2019 menyebutkan bahwa negara Indonesia menduduki peringkat ke-2 sebagai negara penghasil limbah plastik terbanyak didunia setelah China. Hal tersebut membuktikan negara kita yaitu Indonesia sudah memasuki kategori darurat sampah. Jika hal tersebut dibiarkan tanpa adanya penanganan atau kepedulian dari masyarakat Indonesia sendiri, maka bisa saja Indonesia naik peringkat menduduki menjadi negar

PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN PENERAPAN 3R DENGAN MEMANFAATKAN KEMBALI KERTAS BERKAS MENJADI AMPLOP

Pelestarian Lingkungan dan Penerapan 3R dengan Memanfaatkan Kembali Kertas Bekas Menjadi Amplop  Nisa Armila Gunawan  Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta           Jika kita mendengar tentang kata pelestarian lingkungan, yang terpikir dikepala kita adalah tentang menjaga lingkungan tersebut supaya tidak tercemar. Dilansir dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan (2014) karya Arif Zulkifli dalam (Cahya : 2020), pelestarian lingkungan hidup adalah rangkaian usaha untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Daya dukung lingkungan berhubungan dengan kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup yang lain. Sedangkan daya tampung lingkungan, berhubungan dengan kemampuan lingkungan untuk menyerap zat, energi, dan komponen lain yang masuk ke dalam lingkungan. Pelestarian lingkungan hidup berarti memanfaatkaan lingkungan secara bijak agar keseimbangan lingkungan tetap terjaga.            Dalam menjaga keseimbangan

AKTIVITAS PENGUSIR BOSAN DIRUMAH SELAMA COVID-19

  Aktivitas Pengusir Bosan Dirumah Selama Covid-19 Nisa Armila Gunawan Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta       Kurang lebih sudah satu tahun lamanya Covid-19 menyerang Indonesia. Adanya Covid-19 menyebabkan banyak kegiatan dilakukan secara online, seperti sekolah, kuliah, bekerja, belanja atau kegiatan lainnya. Masyarakat yang berdiam dirumah sudah cukup bosan dengan kegiatan yang serba terbatas atau mungkin ada yang sampai stress. Jika kecemasan yang disebabkan oleh rasa bosan meningkat, maka situasi tersebut akan merusak kesehatan mental.        Menurut Muhibbin Syah (1999:161), jenuh dapat berarti jemu dan bosan dimana sistem akalnya tidak dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan dalam memproses item-item informasi atau pengalaman baru. Sedangkan secara harfiah jenuh ialah padat atau penuh sehingga tidak memuat apapun. Sedangkan menurut Al-Qawiy (2004:1) bahwa kejenuhan adalah tekanan sangat mendalam yang sudah sampai titik jenuh.      Ada beberapa aktivitas

PERTANIAN PENYOKONG PEREKONOMIAN

  Pertanian Penyokong Perekonomian Nisa Armila Gunawan Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta           Pengembangan sektor pertanian di pedesaan menghadapi berbagai tantangan dengan makin terbatasnya kepemilikan lahan oleh petani. Hal tersebut disebabkan oleh p ertumbuhan penduduk yang sangat cepat diikuti dengan kebutuhan perumahan, menjadikan lahan-lahan pertanian berkurang diberbagai daerah, Lahan yang semakin sempit semakin terfregmentasi akibat kebutuhan perumahan dan lahan industri. Tidak sedikit para petani lebih memilih bekerja disektor informal daripada bertahan disektor pertanian.           Menurut Mubyanto (1989) dalam  Rojun Nurun (2020)  Pertanian dapat didefenisikan menjadi  dua bagian yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pertanian dalam arti sempit adalah usaha pertanian keluarga di mana diproduksi bahan makanan utama seperti beras, palawija dan tanaman lainnya seperti sayuran dan buah–buahan. Pertanian dalam arti luas adalah pertanian yang menc